KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur Tak Masuk Kamus Sejarah, Jazilul Fawaid: Aneh, Peran Beliau dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Sangat Jelas
Pojok MPR-RI

KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur Tak Masuk Kamus Sejarah, Jazilul Fawaid: Aneh, Peran Beliau dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Sangat Jelas

Sebagai politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menjelaskan bahwa KH Hasyim Asy’ari mempunyai catatan sejarah dalam perjalanan bangsa, sehingga bangsa Indonesia bisa mempertahankan kemerdekaannya.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merasa kecewa dengan ‘Kamus Sejarah Indonesia’ yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Betapa tidak nama KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak termuat dalam kamus itu,” ujar Jazilul Fawaid, Jakarta, 21 April 2021. 

 

Sebagai politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menjelaskan bahwa KH Hasyim Asy’ari mempunyai catatan sejarah dalam perjalanan bangsa, sehingga bangsa Indonesia bisa mempertahankan kemerdekaannya. Diingatkan ‘Resolusi Jihad’ yang difatwakan oleh KH Hasyim Asy’ari dan ulama lainnya merupakan bukti bahwa mereka berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari keinginan penjajah untuk menguasai kembali Indonesia setelah merdeka pada 17 Agustus 1945.

 

“Dari Resolusi Jihad inilah terjadi peristiswa Pertempuan 10 November di Surabaya,” tuturnya. “Catatan dan fakta ini sangat jelas, masa nama KH Hasyim Asy’ari tidak tercantum dalam Kamus Sejarah Indonesia,” katanya.

 

Diungkapkan, Gus Dur sebagai Presiden Indonesia ke-4 mempunyai peran yang vital terhadap konsolidasi demokrasi dan toleransi. Perjuangan Gus Dur terhadap kelompok-kelompok yang perlu dibela, menurut Mantan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu telah menempatkan dirinya sebagai sosok yang dihormati oleh banyak pihak termasuk dari negara lain.

 

“Sikapnya yang memperjuangkan keharmonisan kehidupan membuat Gus Dur dihormati sebagai tokoh pluralisme. Banyak pengakuan dan penghargaan yang diterima Gus Dur membuktikan ia mempunyai peran nyata dalam kehidupan umat manusia,” tambahnya.

 

Fakta dan catatan yang kiprah Gus Dur inilah yang membuat Jazilul Fawaid merasa aneh bila nama Gus Dur juga tidak tercantum dalam Kamus Sejarah Indonesia.

 

Sebagai warga NU, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu menyatakan Kaum Nahdliyin tidak gila hormat. Namun, ditegaskan dari catatan sejarah yang ada serta sebagai bentuk penghormatan kepada jasa-jasa KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur, kedua tokoh dan ulama itu memang harus ada dalam Kamus Sejarah Indonesia.

Halaman Selanjutnya:
Tags: