Melihat Peluang dan Tantangan Investasi Pembangunan IKN
Utama

Melihat Peluang dan Tantangan Investasi Pembangunan IKN

Pembangunan IKN dilakukan dengan lima tahap. Setidaknya terdapat dua sikap investor berinvestasi di IKN.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 4 Menit

“Karena satu pintu kelembagaan di sana. Ini satu peluang yang baik dari aspek hukum,” imbuhnya.

Sementara Wakil Presiden Eksekutif, Kepala Direktorat Group Advisory Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Irman Boyle  mengatakan saat ini di lapangan setidaknya ada dua sikap investor berinvestasi di IKN. Pertama, ingin melakukan proyek percontohan dengan harapan dapat diperluas ke proyek dengan keyakinan terhadap regulasi dan komitmen dari Pemerintah. Kedua, masih menunggu adanya kepastian jaminan (underwrite) dari Pemerintah. 

“Mau nggak mau kunci untuk mendapatkan Rp600 triliun dalam 5 tahun dan mendapatkan 2 juta populasi, pemerintah harus underwrite pembiayaan, modal utama politik harus komitmen 15 tahun berikutnya, bukan hanya 5 tahun,” ujarnya.

Risiko dan tantangan

Terpisah, Executive Director Center of Reform on Economics, Mohammad Faisal, menyoroti soal realistis perencanaan dan roadmap pembangunan IKN. Dia mengatakan ada risiko yang harus dikalkulasi, terutama soal populasi yang sangat penting sebagai demand, konsumen dan market.

Faisal mencontohkan tahun 2025, populasi IKN ditargetkan sebanyak 600 ribu – 800 ribu. Angka ini, jelasnya, hampir sama dengan jumlah penduduk Kota Samarinda yang mencapai 850 ribu – 900 ribu orang dan Kota Balikpapan sebanyak 700 ribu – 750 orang. Kemudian, tahun 2035 akan mencapai 1,1 juta – 1,2 juta orang. Naik lagi menjadi 2,7 juta hingga 1,9 juta orang tahun 2045. Artinya, IKN akan menjadi 3 kali kota Balikpapan dan Samarinda.

“Artinya perlu kecepatan realisasi pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas pendukung karena dalam satu tahun ke depan sudah menjadi Samarinda dan Balikpapan baru dari populasi,” jelasnya.

Research Director INDEF Berly Martawardaya,  melihat ada tantangan lainnya. Dia menilai IKN akan menjadi kota sepi seperti sejumlah Ibu Kota baru di beberapa negara. Seperti Putrajaya di Malaysia, Canberra di Australia atau Washington DC di Amerika Serikat jika hanya berfungsi sebagai pusat administrasi negara.

Dia menyarankan pemerintah membuka cabang kampus terbaik di IKN. Seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) ataupun Universitas Gajah Mada (UGM). Dengan begitu, nantinya mengundang populasi ke daerah itu sehingga menjadikan IKN sebagai kota pendidikan atau education city. 

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait