Chief Executive Officer (CEO) Hukumonline, Arkka Dhiratara menjadi salah satu pembicara dalam forum media internasional yang dihadiri lebih dari 170 klien Media Development Investment Fund (MDIF). Klien yang hadir dalam kegiatan tersebut meliputi investor, staf, dan anggota dewan direksi yang datang lebih dari 40 negara menghadiri upacara pembukaan MDIF di Chiang Mai, Thailand, Kamis (17/11) lalu.
Pembukaan diawali dengan panel diskusi, presentasi, dan lokakarya selama dua hari, di mana para pemimpin media berbagi strategi dan solusi untuk mengembangkan bisnis berita independen yang lebih berkelanjutan dalam lingkungan yang penuh tantangan. Topik yang dibahas berkisar dari memanfaatkan dampak jurnalisme untuk pertumbuhan masyarakat hingga pengaruh Artificial Intelligence (AI) pada industri media dan kisah sukses dalam mengembangkan perusahaan.
Negara yang turut menghadiri di antaranya adalah Kolombia, India, Rumania, hingga Nigeria. Negara-negara tersebut, diikuti oleh semua jenis media, termasuk media cetak, penyiaran, online, aplikasi, dan platform. Forum media ini merupakan acara para pemimpin media berbagi pengetahuan yang unik di mana para pelaku bisnis media ini dapat bersama-sama mengeksplorasi jawaban atas masalah umum yang dihadapi oleh perusahaan media. Fokus acara ini adalah panel dan lokakarya para pemimpin media yang berbagi pengalaman mereka dalam membangun perusahaan media yang lebih kuat dan tangguh, dengan masukan tambahan dari pembicara spesialis eksternal.
Baca juga:
- Dunia Hukum Tak Dapat Dilepaskan dari Perkembangan Teknologi Informasi
- Prof Stefan Koos Ungkap Kelemahan Penggunaan AI
- ABA Bentuk AI Task Force, Bakal Kaji Dampak AI Terhadap Praktik Hukum
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir CEO Hukumonline yang berbagi dan memperkenalkan implementasi AI generatif di Hukumonline kepada pelaku bisnis dan pemilik bisnis media di seluruh dunia. Arkka mengatakan, perkembangan teknologi yang masif tidak bisa dielakkan khususnya perkembangan AI yang saat ini memainkan peran transformatif dalam meningkatkan produktivitas.
“Penerapan AI di media pada awalnya terbatas, terutama pada tugas-tugas seperti analisis data atau memprediksi perilaku pengguna. Namun, dengan munculnya AI generatif, saya gembira dengan semakin luasnya kemungkinan AI dalam produksi konten. Tujuannya bukan hanya mengandalkan AI dari awal hingga akhir, namun untuk mengeksplorasi bagaimana AI dapat memperluas pekerjaan kita misalnya, dengan menyusun artikel awal, menghasilkan sudut pandang kreatif untuk cerita, dan mengurangi waktu untuk menerbitkannya,” ujar Arkka.
Meski banyak membantu dalam berjalannya sebuah pekerjaan, Arkka tidak menampik memiliki kekhawatiran terhadap penggunaan AI. Ketergantungan yang berlebihan dan menjadikan AI sebagai poros utama dalam pekerjaan akan menghilangkan penilaian manusia yang tidak dimiliki oleh AI.