'Dosa' Indosurya dan Harapan Para Korban
Feature

'Dosa' Indosurya dan Harapan Para Korban

Kerugian yang dialami oleh konsumen dari kasus Indosurya tidak hanya sekadar materi. Namun jauh di balik itu, gagal bayar Indosurya memberikan dampak psikis. Hingga kini belum ada kejelasan nasib dari anggota KSP Indosurya dan Indosurya Life.

Fitri Novia Heriani
Bacaan 8 Menit
Ilustrasi. Foto: ntmcpolri
Ilustrasi. Foto: ntmcpolri

Duka itu masih ada. Membekas. Membuat ceruk yang curam di dalam ingatan. Padahal empat tahun sudah berlalu, tapi jiwa masih saja tersandera. Mungkin karena badai yang datang kala itu terlalu bertubi-tubi, melihat nyawa diregang dalam kedipan mata.

Menyesal dan marah, itu yang dirasakan oleh Fransisca Fistanio. Di penghujung kariernya, dia terbenam dalam penyesalan. Dia dipaksa menyaksikan ayahnya menghembuskan nafas terakhir dalam situasi menyedihkan setelah terserang virus mematikan, Covid-19 pada 2020 silam.

Kepergian itu merusak hampir setengah hidupnya. Ketidakberdayaan Sisca kala itu membuat dirinya pasrah. Dia terpaksa menyetop pengobatan ayahnya di salah satu rumah sakit karena terkendala biaya. Hampir seluruh dana yang dikumpulkan untuk masa tua terparkir di sebuah lembaga keuangan bernama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta sejak 2019 lalu.

“Lalu saya bilang sama dokternya bahwa kita sudah enggak sanggup, jadi dicabut saja alat-alat semua karena biaya sehari berkisar 15 sampai 20 juta. Saat itu sudah habis 200 juta lebih. Akhirnya karena memang saya sudah enggak punya uang, papa meninggal dengan kondisi gitu,” ucap Sisca sedih.

Baca Juga:

Bukan tanpa perjuangan, sebelum ayahnya menghembuskan nafas terakhir Sisca sudah berupaya untuk menarik sedikit dana miliknya di KSP Indosurya demi pengobatan sang ayah. Namun siapa nyana, permintaan tersebut tak kunjung dikabulkan.

Cobaan rupanya tak berhenti sampai di sana. Tak lama setelah kepergian ayahnya, musibah lain pun datang. Buah hatinya mengalami kecelakaan. Kedua tangan dan sebelah kaki sang anak mengalami patah tulang. Sisca pun memaksa fisik dan pikirannya bergerilya untuk kesembuhan anaknya dengan biaya yang sangat besar, sampai ia menjual aset yang dimilikinya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait