Empat Tahap S&P Law Office Menyusun Jawaban Hukum yang Praktis dan Akurat
Terbaru

Empat Tahap S&P Law Office Menyusun Jawaban Hukum yang Praktis dan Akurat

Menulis merupakan satu kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap lawyer, baik untuk tujuan sosialisasi, penegakan hukum, maupun filter informasi hukum yang akurat kepada masyarakat.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Founding & Managing Partner S&P Law Office, Timoty Ezra Simanjuntak bersama Chief Content Officer Hukumonline, Robert Sidauruk. Foto: Kreatif.
Founding & Managing Partner S&P Law Office, Timoty Ezra Simanjuntak bersama Chief Content Officer Hukumonline, Robert Sidauruk. Foto: Kreatif.

Pada dasarnya, eksistensi sebuah kantor hukum tak hanya ditentukan dari sejauh mana bisnisnya mampu berkelanjutan. Ada hal yang tak kalah penting yaitu memberikan manfaat bagi sekitar. Hal ini diamini oleh Founding & Managing Partner Simanjuntak & Partners Law Office (S&P), Timoty Ezra Simanjuntak, dalam satu sesi wawancara dengan Hukumonline, Rabu (15/11).

 

Gagasan bahwa kantor hukum juga harus mencerdaskan banyak orang lantas memanggil S&P untuk berkontribusi sebagai Mitra Klinik Hukumonline. Apalagi menulis juga merupakan satu kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap lawyer, baik untuk tujuan sosialisasi, penegakan hukum, maupun filter informasi hukum yang akurat kepada masyarakat. 

 

“Edukasi itu penting untuk mencerdaskan bangsa dan memberi manfaat bagi banyak orang. Kalau dilihat dari kantor hukum, edukasi juga merupakan salah satu bentuk pemberian bantuan hukum cuma-cuma (pro bono) sesuai standar dari S&P,” kata Ezra.

 

Selain menjadi Mitra Klinik Hukumonline, S&P Law Office juga secara rutin membangun kerja sama untuk penyelenggaraan pelatihan tentang hukum kekayaan intelektual. Sasarannya, adalah perusahaan rintisan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Perihal pelatihan, Ezra mengungkapkan bahwa penyusunan modul dibuat secara mendalam dan menyeluruh. Menurutnya hal ini penting, sebab jika bicara soal praktik di lapangan, ada banyak kasus yang justru tidak sesuai dengan regulasi maupun teori.

 

“Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyasar para pelaku usaha. Dengan pendekatan yang lebih fresh, luas, dan tentunya dapat diaplikasikan dengan baik, kami berharap para pelaku usaha tidak hanya dapat memahami HKI secara teoretis, tetapi juga dapat memahami dan mencari solusi jika ada kondisi yang tidak sesuai dengan fakta lapangan,” Ezra menambahkan.

 

Standarisasi Penulisan Klinik Hukumonline

Hukumonline.com

S&P Law Office bersama Manager Klinik Hukumonline, Tri Jata Ayu P. Foto: Kreatif.

 

Setidaknya ada empat tahap dalam proses penulisan konten Klinik Hukumonline. Pertama, proses evaluasi pertanyaan. Pada tahap ini, biasanya partner sudah memiliki gambaran tersendiri soal analisis materi berikut referensi yang akan digunakan. Kedua, barulah tahap penulisan yang melibatkan proses pembuatan struktur jawaban, pengembangan dan pengolahan, hingga editing tata bahasa. Ketiga, menyelaraskan dengan artikel-artikel serupa atau relevan yang ada di Hukumonline. Pada bagian ini, S&P berupaya untuk memahami standar penulisan jawaban sekaligus mencari referensi untuk mendukung jawaban. Keempat, agar jawaban yang dihasilkan tidak hanya bermutu secara teoretis, S&P juga meminta narasumber lain—biasanya klien yang mengalami situasi serupa—untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang situasi sebenarnya yang terjadi di lapangan.

 

“Kadang secara teori atau akademis, kita mungkin bisa bicara banyak. Namun, hal ini kadang tidak sesuai dengan fakta lapangan. Kami ingin membagikan jawaban yang tidak hanya berkualitas dan akurat dari sisi hukum, tetapi juga praktikal,” ujar Ezra.

Tags:

Berita Terkait