Ghea Giasty Italiane: Berjuang Jatuh Bangun Meraih Mimpi Menjadi Pengacara
Hukumonline NeXGen Lawyers 2024

Ghea Giasty Italiane: Berjuang Jatuh Bangun Meraih Mimpi Menjadi Pengacara

Pernah nyaris diberhentikan oleh atasannya sebagai Associate karena dianggap lebih pantas menjadi pengusaha. Hal itu membuatnya semakin yakin dan ambisius untuk membuktikan kemampuannya agar bisa terus menjadi pengacara.

Tim Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Managing Director/Senior Associate Wiem Law Firm, Ghea Giasty Italiane. Foto: Istimewa
Managing Director/Senior Associate Wiem Law Firm, Ghea Giasty Italiane. Foto: Istimewa

Menjadi pengacara adalah impian sebagian orang, terutama bagi mereka yang sudah mendapati dan menyandang gelar Sarjana Hukum. Profesi pengacara dianggap sebagai profesi mulia (officium nobile), setara dengan profesi hakim, jaksa, dokter, dosen, sastrawan dan profesi mulia lainnya. 

Ini juga yang dirasakan Ghea Giasty Italiane. Mimpi untuk menggapai cita-cita menjadi seorang pengacara, dia mulai ketika memilih untuk melanjutkan jenjang S1 Jurusan Ilmu Hukum Perdata di Universitas Negeri Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Saat itu dia melihat tidak banyak perempuan yang memilih bercita-cita menjadi pengacara di Indonesia. Figur pengacara senior, Elza Syarief, menjadi panutannya di dunia kepengacaraan. Menurut Ghea, Elza Syarief merupakan sosok wanita yang tangguh, mandiri dan juga memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membela kebenaran bagi para pencari keadilan di Indonesia. Ghea pun termotivasi untuk mengikuti jejak karier pengacara perempuan yang cukup terkenal ini.

Pada tahun 2014, setelah meraih gelar Sarjana Hukum, Ghea mulai berkarier pada kantor hukum Widjaja, Effendy & Mukianto WIEM Law Firm sebagai Junior Associate. Saat itulah, dia mulai ditempa, diuji dan berpraktik menerapkan teori ilmu hukum yang sudah dipelajarinya di kampus. Dia mulai menyadari menjadi pengacara tidak cukup hanya berbekal teorinya. Pengalaman dan praktik harus berjalan beriringan dengan teori.

Enam bulan pertama bekerja di kantor pengacara tersebut, Ghea nyaris diberhentikan oleh atasannya sebagai Associate. Dia dianggap tidak cocok jadi pengacara, lebih pantas menjadi pengusaha. Namun, hal ini malah membuatnya semakin yakin dan ambisius untuk membuktikan kemampuannya agar bisa terus menjadi pengacara.

”Pada tahun 2022, saya membuktikan diri meraih Rekor MURI kategori Kantor Hukum terbanyak webinar edukasi hukum ke masyarakat. Oleh sebabnya, kemudian saya diamanahkan untuk mengemban jabatan sebagai Managing Director pada WIEM Law Firm,” kata Ghea.

Menurut Ghea, menjadi pengacara memberinya pengalaman yang seru dan unik. Seorang pengacara dituntut untuk masuk ke dalam permasalahan hukum yang sedang dialami seseorang, kemudian mencari celah hukum dan solusinya untuk  memperoleh keadilan dan kebenaran. 

Tags:

Berita Terkait