“Dalam ranah investasi, para investor tidak hanya melihat performa dari perusahaan itu melainkan juga menilai apakah perusahaan dapat mengelola perusahaan sesuai dengan standar internasional yang tidak merusak lingkungan. Adanya kerja sama dengan klien yang banyak merusak bumi juga menjadi pertimbangan para investor untuk berinvestasi,” kata Katharine yang saat ini menjabat Head Corporate Secretary di Permata Bank.
Pada dasarnya, ESG tumbuh sebagai hasil kesadaran investor akan pentingnya model bisnis yang berkelanjutan. Kesadaran ini menjadi penggerak bagi perusahaan untuk mengakui ESG sebagai pedoman krusial dalam proses pengambilan keputusan bisnis jangka panjang.
Katharine mengatakan perusahaan yang menjalankan ESG dengan baik terbukti lebih memiliki keberlanjutan jangka panjang baik dari segi investasi maupun internal perusahaan. Ini terbukti dalam hasil beberapa penelitian yang ia rujuk. Adanya peningkatan investasi tentu nantinya akan berdampak pada peningkatan performa perusahaan.
Integrasi aspek ESG dalam operasi bisnis membuat perusahaan dapat peluang lebih besar untuk menarik minat investor. Penting bagi perusahaan untuk memiliki catatan yang kuat dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam strategi bisnisnya.
ESG berpotensi mendorong pelaku bisnis dan masyarakat secara bersama membuat keputusan yang memerhatikan masa depan planet serta kesejahteraan sosial. ESG tidak hanya sebagai tren atau pencitraan perusahaan semata, tetapi benar-benar diperhatikan implementasinya.
“Bisa dilihat bahwa perusahaan yang melaksanakan ESG dengan baik itu rata-rata menjadi perusahaan top notch dan diminati oleh generasi milenial. Perusahaan yang peduli terhadap sustainability yang baik memang menarik dan diminati generasi muda saat ini,” kata Katharine lagi.