Tri Junanto Wicaksono: Ikut Menyelami Dunia Anak, Siapkan Masa Depan Terbaiknya
Father’s Day Series 2023

Tri Junanto Wicaksono: Ikut Menyelami Dunia Anak, Siapkan Masa Depan Terbaiknya

Tri beserta istrinya saling membagi tugas dalam mengasuh anak kembar mereka yang karakternya kontras berbeda. Turut menyelami keseharian dengan bermain bersama, sampai ikut mempelajari bidang studi yang diminati anak-anaknya untuk berkuliah.

Tim Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Tri Junanto Wicaksono: Ikut Menyelami Dunia Anak, Siapkan Masa Depan Terbaiknya
Hukumonline

Dibesarkan dalam keluarga yang berlatar belakang militer, Tri Junanto Wicaksono mendapatkan teladan ketegasan dalam mendidik anak dari ayah dan ibunya. Namun demikian, ayah dari dua orang anak kembar yang kini menjabat Corporate Affairs & Legal Director PT Amerta Indah Otsuka ini berupaya menyesuaikan pola pengasuhan agar relevan dengan zaman anak-anaknya yang kini telah duduk di bangku kuliah. Ia dan sang istri menyepakati perlunya pembagian tugas dan saling mengingatkan dalam menjalani peran sebagai orang tua dari putra dan putrinya yang memiliki karakter berbeda. Pada prinsipnya, komunikasi dan keterbukaan menjadi kunci keberhasilan hubungan orang tua dengan anak.

Tri menyadari bahwa figur seorang ayah sudah semestinya dijadikan teladan yang dapat menjadi tempat bertanya dan mengadu apa saja oleh anak-anaknya. Oleh karena itulah ia berupaya selalu menghadirkan suasana yang membahagiakan bagi anak, sedangkan istrinya berperan memberikan koreksi maupun teguran jika sewaktu-waktu anak melakukan kesalahan. Tidak jarang pula mereka berdua sebagai orang tua meminta maaf jika ada kekeliruan yang dilakukan terhadap anak.

Dengan nuansa demokratis dan terbuka seperti inilah kedua anak mereka dapat lebih ekspresif dan terbuka kepada orang tuanya. Dengan tetap mengajarkan sopan santun, Tri dan istrinya ingin memastikan anak-anak mereka merasa nyaman dengan ayah dan ibunya selayaknya teman.

Hukumonline.com

Tri Junanto Wicaksono dan keluarga saat liburan Bersama. Foto: Istimewa

Meski terlahir kembar, karakter kedua anak Tri sangat berbeda kontras. Sang putra lebih introvert, menyukai kegiatan di dalam rumah dan gemar bermain game serta menyimak karakter-karakter Marvel. Sedangkan sang putri terbiasa melakukan kegiataan outdoor, menonton konser dan berbelanja. Menyadari keunikan ini, Tri senantiasa mendampingi mereka dalam aktivitas kesukaannya masing-masing. Mengajak putranya menonton pameran Marvel bersama, bermain game dan di waktu terpisah membersamai putrinya shopping berdua. Segala aktivitas yang ingin dilakukan oleh anak-anaknya senantiasa dikomunikasikan dengan kedua orang tua.

Tri membagikan cerita pada Hukumonline, suatu waktu putrinya hendak menonton konser grup vokal pria asal Korea Selatan NCT. “Dia minta ke bundanya, dan diarahkan untuk tanya sama ayah. Saya sebetulnya sudah diberitahu juga sebelumnya dan ikut arrange segala sesuatu,” ungkap Tri. Ia pun mengizinkan dan membelikan tiket konser tersebut dengan syarat bahwa posisi menontonnya harus aman.

Pentingnya komunikasi juga disadari oleh Tri sedari anaknya kecil. Pernah suatu kali putranya bertanya dan berkomentar spontan dengan polos tentang sesuatu yang sensitif di lingkungan sekitar mereka. Untuk mengatasi hal seperti ini, Tri menekankan bahwa ada hal-hal yang kurang elok diungkapkan secara langsung dan mengajarkan untuk mengelola diri bersosialisasi dengan apik.

Faktor komunikasi ini pulalah yang membuat Tri serta istrinya rela ikut menyelami dunia anak mereka masing-masing, utamanya minat studi dari putra dan putrinya yang kini mulai berkuliah. Sebagai orang tua, mereka telah mengamati bahwa putranya sudah sejak SMP menyukai engineering sciences, sedangkan putrinya lebih cenderung pada ilmu-ilmu sosial. Untuk membuat keputusan terbaik, komunikasi antara orang tua dan anak sangat berperan krusial.

Tri dan istrinya pun dengan giat mencari tahu dan menunjukkan kepada anak-anak mereka berbagai opsi serta alternatif skenario yang tersedia untuk menempuh kuliah pada jurusan yang diminati. Dalam proses pengambilan keputusan, Tri senantiasa menggarisbawahi pentingnya mempunyai visi jangka panjang dari apa pun yang menjadi pilihan anaknya. “Saya selalu bertanya pada anak, nanti inginnya menjadi apa dengan mengambil pilihan ini sekarang?” ujar Tri. Adakalanya negosiasi dan kompromi dilakukan demi menghasilkan keputusan terbaik untuk masa depan anak. Orang tua tetap wajib memberikan wawasan dan pertimbangan yang mengarahkan anak pada kebaikan.

Tak dipungkiri, salah satu faktor yang sangat memengaruhi kesejahteraan dan ketahanan keluarga ialah kultur bekerja di perusahaan. Tri sangat bersyukur karena selama 14 tahun belakangan bekerja di PT Amerta Indah Otsuka, banyak program maupun fasilitas yang mendukung hal tersebut. Ia mengenang suatu waktu istri dan anaknya dirawat sebab terkena demam berdarah. Jauh sebelum konsep work from home atau work from anywhere diperkenalkan belakangan ini, perusahaan memperkenan ia untuk bekerja tidak dari kantor demi mendampingi anggota keluarga yang sakit. Tak hanya untuk ayah, para ibu pun mendapat program khusus yang membolehkan mereka untuk work from anywhere ketika sang anak perlu bantuan mempersiapkan ujian sekolah atau sedang sakit. Tri juga dengan bangga mengapresiasi adanya ruang menyusui yang luas dan nyaman di kantor, tempat pelatihan serta daycare di pabrik, serta kebijakan 4 work from office dan 1 hari work from anywhere yang diterapkan perusahaan.

Program lain yang berkesan bagi Tri ialah daycare, khususnya di momen libur lebaran ketika anak-anak diperkenankan ikut berada di kantor orang tuanya dan melihat dedikasi orang tua dalam bekerja untuk keluarga. Di saat itulah ia bersyukur karena anak-anaknya merasa bangga terhadap sosok ayah mereka dan ingin menjadi sepertinya. Tri menyadari bahwa selama ini ternyata hal yang diinginkan orang tua dari anaknya sangat sederhana. Baginya, ketika setiap hari ia pulang bekerja dan mendapat cium serta pelukan cinta dari buah hatinya, maka every day is Father’s Day.

Tags:

Berita Terkait