Arah Kebijakan OJK Hadapi Risiko Perang Dagang AS-Cina
Profil

Arah Kebijakan OJK Hadapi Risiko Perang Dagang AS-Cina

OJK lebih berperan dari segi pembiayaan, yakni meyakinkan sektor keuangan siap mendukung program pemerintah.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 2 Menit

 

Bagaimana cara OJK memantau agar kredit tersebut tersalurkan sesuai alokasi?

Setiap tahun bank itu membuat business plan termasuk alokasi kredit sektoral. Kita lihat jumlahnya berapa. Setiap bank punya kekuatan sendiri-sendiri jadi in line dengan kekuatannya. Mereka punya likuiditas berapa, manajemennya skillfull atau enggak, ini peran OJK untuk mengasih direction ini. Jadi ada hubungannya OJK dengan pembangunan ini. Jangan sampai dilanggar karena itu bank tinggal mematuhi saja.

 

Menurut saya enggak ada masalah soal prudensialnya. Tinggal realokasi. Kalau OJK tidak concern itu kami khawatir alokasi salah kepada nasabah-nasabah yang tidak perlu pembiayaan. Jangan sampai proyeknya sama tapi tetap dibiayai terus. Jangan begitu.

 

Dari penjelasan Anda kondisi industri jasa keuangan sepertinya baik-baik saja. Apa yang membuat industri keuangan itu mampu bertahan di tengah tekanan global?

Karena industri keuangan pasca-krisis 1997-1998, itu di-design untuk lari kencang. Pasca-reform itu lari kredit growth di atas 20-25%. Tapi sekarang begitu mau lari kencang terhambat sektor riilnya. Kalau sektor riil enggak siap terima kucuran jangan dipaksa lari kencang sehingga enggak secure. Kalau dipaksain jadinya bopeng.

 

Sekarang kondisi industri riil seperti apa?

Sektor riil kita harap mampu menyerap (pembiayaan) itu semua. Saat ini NPL terjaga 2,5 persen. Bahkan bisa turun ini, harus direstrukturisasi. Ini permodalan cukup kuat enggak ada masalah. Artinya, ndustri masih positif juga.

 

Hukumonline.com

 

Bagaimana perhatian OJK terhadap fintech?

Teknologi ini tidak bisa dihindari. Masyarakat memanfaatkan teknologi dengan adanya gadget. Bukan hanya soal makan, naik taksi, sekarang pinjam uang pun pakai teknologi. Kenapa enggak. Apa OJK mendorong? Enggak usah didorong sudah jalan kencang dia. Justru bagaimana dengan teknologi ini masyarakat harus dilindungi karena proses cepat, masyarakat yang dilindungi yang pinjam dan berikan pinjaman. Wong, bisa langsung dapat tanpa due dilligent yang detail siapa peminjam itu.

 

Kalau rentenir di pasar sudah sejak dulu dia face to face, setiap hari ketemu dengan nasabah atau pedagang. Kalau online bagaimana due dilligent-nya? Ini yang disebut unsecure lending, risky lending. Yang berisiko pemberi pinjaman. Tapi pemberi pinjaman juga pintar asal ada KTP bisa di-track (lacak). Dia juga punya juru tagih. Kadang tagih itu ada distorsi, namanya penagih itu harus garang yang ditagih ternyata enggak suka. Yang ditagih itu ke temannya yang bisa dihubungi atau orang tuanya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait