Begini Penjelasan Menteri Agama tentang Asal Muasal Uang yang Ditemukan KPK
Berita

Begini Penjelasan Menteri Agama tentang Asal Muasal Uang yang Ditemukan KPK

Pejabat Kedutaan Besar Arab Saudi dibawa-bawa. Penuntut umum mengingkatkan imbasnya pada hubungan Indonesia-Arab Saudi.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

Seret Kedubes Arab Saudi

Penuntut umum juga meminta klarifkasi Lukman terkait ditemukannya uang rupiah dan dolar pada saat penggeledahan di ruangannya yang dilakukan penyidik. Untuk mata uang rupiah, ia mempunyai tiga alasan mengenai asal muasal uang.

Pertama dari Dana Operasional Menteri (DOM) yang memang diberikan secara tunai. Kedua, sisa honorarium ketika melakukan kegiatan, pembinaan atau acara resmi lainnya. Ketiga, sisa perjalanan dinas dari dalam dan luar negeri.

(Baca juga: Kasus Jual Beli Jabatan: Menteri Agama Memang Kembalikan Uang, Tapi…).

Meragukan penjelasan Lukman, penuntut umum Abdul Basir menanyakan mekanisme pemberian honorarium di lingkungan Kementerian Agama yang sekarang ini seharusnya sudah dibayarkan secara non tunai. Lukman membenarkan honorarium seharusnya dibayar non-tunai. Cuma, kata dia, sistem daring tersebut belum bisa dilakukan secara menyeluruh karena masih ada kendala teknis.

Masalahnya, uang dimaksud ditemukan KPK dalam satu kesatuan dengan map seleksi pejabat Kemenag. Lukman membela diri, dan memberikan penjelasan mengenai uang dimaksud. "Ada tiga sumber uang, sebagian di laci sebagian di pintu bawah meja. Biasanya kalau terlalu penuh, saya buka, saya kelompokkan per 10 juta, saya ikat pake karet sebagian pakai karet seperti di situ lalu saya satukan dalam amplop terpisah," tuturnya.

Lukman mengklaim amplop yang masih satu kesatuan dengan uang yang ditemukan tidak ada hubungannya satu sama lain. Sebab amplop itu memang dipilih secara acak dari bekas surat, atau berkas-berkas yang sudah tidak terpakai. Tak hanya itu, ia mengaku sama sekali tidak pernah mengetahui berapa jumlah pasti uang tersebut.

Masalahnya, selain uang rupiah, penyidik menemukan uang dalam bentuk dollar Amerika sebesar AS$30 ribu bersama dengan dokumen pemilihan tiga rektor kampus IAIN yaitu Pontianak, Aceh dan Sunan Ampel. Lalu apa jawaban Lukman? "Itu kebetulan saja, itu ditemukan di lemari kecil di bawah meja itu. Dokumen yang sudah tidak ditindaklanjuti, maka saya taruh di situ. Jadi tidak ada hubungannya dengan uang itu," pungkasnya.

Terkait sumber uang, Lukman memberikan keterangan yang menyeret atase Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia. "Itu pemberian seorang panitia terkait dengan kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional. Jadi melalui atase agama, sumbernya dari keluarga Amir Sultan," kata Lukman.

Tags:

Berita Terkait