Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri Pengganti Badrodin
Berita

Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri Pengganti Badrodin

Melewati empat angkatan dan berpotensi resistensi. Diharapkan tidak gaduh di internal Polri.

RFQ
Bacaan 2 Menit
Komjen Tito Karnavian. Foto: youtube.com
Komjen Tito Karnavian. Foto: youtube.com
Presiden Joko Widodo resmi menyodorkan nama Komjen Tito Karnavian untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri ke DPR. Surat resmi pun sudah dilayangkan dan diterima pimpinan DPR. Hal itu katakana Ketua DPR Ade Komarudin di Gedung DPR, Rabu (15/6).

“Saya terima bersama ibu Sekjen tadi, terus surat itu isinya adalah pengajuan dari presiden untuk mengganti Pak Badrodin Haiti yang sekarang akan segera pensiun yaitu satu nama Pak Tito karnavian,” ujarnya.

Surat presiden tersebut akan ditindaklanjuti dengan diboyong dalam rapat paripurna, untuk kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi III dengan melakukan uji kelayakan dan kepatutan. Ade Komarudin pun menghubungi Ketua Komisi III Bambang Soesatyo. “Dan ternyata ada ruang. Insya Alah Rabu pekan depan tanggal 22 Juni akan menjalankan fit and proper test. Tapi disusun dulu jadwalnya pada rapat Bamus,” ujarnya.

Ketua Komisi III Bambang Soesatyo mengatakan, surat tersebut akan dibahas di Bamus terlebih dahulu sebelum diboyong dalam rapat paripurna. Ia berharap pengambilan keputusan untuk memberikan persetujuan dilakukan dalam rapat paripurna pada 28 Juni mendatang. Dengan begitu pekan depan pun sudah dapat dilakukan uji kelayakan dan kepatutan tehadap jenderal polisi bintang tiga itu.

Bambang menilai Tito yang kini menjabat Kepala BNPT itu memenuhi persyaratan dari aspek kepangkatan. Sedangkan dari aspek kecerdasan, intelektualitas dan profesionalitas tak meragukan. Begitu pula jejak rekam Tito cukup mumpuni. Bambang berharap Tito bila disetujui DPR nantinya dapat merekatkan semua faksi di tubuh korps bhayangkara dalam menghadapi tantangan perkembangan masyarakat yang kian komplek.

Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman menambahkan, secara normatif Tito memenuhi persyaratan. Menurutnya, meski angkatan 87, pejabat Kapolri mesti memiliki kemampuan, bukan dipandang dari senior mau pun junior. Terpenting, pejabat Kapolri mesti memiliki kemampuan bekerjasama dengan presiden dalam menjalankan visi misinya. Benny menilai Tito merupakan jenderal muda di lingkungan Mabes Polri. Terlebih, Tito memiliki pengalaman luas di tingkat nasional dan internasional.

“Saya rasa tidak ada yang meragukan kemampuannya,” ujar politikus Demokrat itu.

Terkait adanya dugaan kasus permintaan saham, Benny memastikan akan mengkonfirmasi dalam uji kelayakan dan kepatutan. Selain itu, tantangan Tito untuk memimpin Polri terbilang berat. Namun Benny yakin dengan jenderal muda, memiliki pengaaman yang cukup dan memiliki relasi yang luas dapat membawa kapal bhayangkara menjadi lebih baik.

Anggota Komisi III Junimart Girsang menambahkan dari aspek angkatan akademi kepolisian, presiden membuat terobosan. Bila biasanya pejabat Kapolri diangkat dengan tidak mengesampingkan angkatan, presiden ‘menabrak’ kebiasaan tersebut di Polri. Menurutnya, dengan istilah per angkatan berdampak timbulnya gap.

“Presiden sudah mengambil sikap dan tentu presiden sudah melakukan kajian-kajian mendalam tentang calon Kapolri. Kita kenal beliau, tentu kita dukun. Nanti kita tinjau dalam bentuk tahapan di Komisi III,” ujarnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan, semua jenderal bintang tiga prinsipnya berpotensi menjadi bakal calon Kapolri. Hanya saja presiden telah menentukan pilihannya sesuai dengan hak prerogratifnya. Menurutnya, Tito memiliki kelebihan dan keahlian tersendiri di mata presiden Jokowi.

Berharap tidak gaduh
Tito Karnavian merupakan Akpol angkatan 87. Dari aspek angkatan, memang Tito melompati beberapa empat angkatan di atasnya. Namun, pilihan presiden menyodorkan nama Tito tentunya sudah melewati kajian. Ia berharap penunjukan Tito tidak menimbulkan kegaduhan di internal Polri.

Benny menambahkan usia Tito memang masih terbilang muda. Benny khawatir karena usia yang muda itulah berpotensi menimbulkan resistensi dari dalam internal Polri. Namun begitu presiden tentunya sudah mempertimbangkan segala sesuatunya dengan pilihannya. Pasalnya rekomendasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) pun tidak digubris oleh presiden terkait sejumlah nama yang disodorkan.

“Ini sebuah kejutan dan harapan kita mudah-mudahan komandan baru bisa lebih baik lagi,” katanya.

Berbeda dengan Bambang dan Benny, Junimart Girsang enggan berspekulasi. Menurutnya, kagaduhan di internal Polri hanya pihak Polri yang mengetahui, bukan ranah DPR. Sebaliknya penunjukan Tito diharapkan dapat membuat seluruh personil Polri menjadi lebih solid tanpa mengedepankan ego angkatan. 

“Kita berharap ini bukan buat kegaduhan, kita berharap agar ini membuat Polri kokoh dipimpin yang muda energik dan humanis” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait