Israel Minta ICJ Tolak Permintaan Afrika Selatan atas Tindakan Sementara Lebih Lanjut
Mengadili Israel

Israel Minta ICJ Tolak Permintaan Afrika Selatan atas Tindakan Sementara Lebih Lanjut

Melihat situasi yang kian genting di Palestina, terutama dengan fenomena kelaparan dan gencarnya serangan Israel, Afrika Selatan memohon ICJ untuk memerintahkan provisional measures lebih lanjut. Namun Israel menilai ICJ seharusnya menolak permintaan itu.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit

Permintaan kali ini diajukan khususnya setelah melihat situasi kelaparan yang meluas yang disebabkan tak terlepas oleh terus-menerusnya pelanggaran berat terhadap Konvensi Genosida yang dilakukan oleh Israel. Pelanggaran nyata yang terus dilakukan itu telah mencoreng provisional measures yang diputus oleh ICJ pada tanggal 26 Januari 2024 lalu.

Oleh karenanya, mereka meminta Mahkamah untuk kembali menerbitkan perintah tindakan sementara lebih lanjut dan/atau mengubah perintah tindakan sementara yang tercantum dalam Putusannya tertanggal 26 Januari 2024, sesuai dengan Pasal 41 Statuta Mahkamah dan Pasal 75 ayat 1 dan 3, serta Pasal 76, paragraf 1, Peraturan Mahkamah.

“Untuk segera menjamin keselamatan dan keamanan 2,3 juta warga Palestina di Gaza, termasuk lebih dari satu juta anak-anak. Afrika Selatan mendesak Mahkamah untuk melakukan hal tersebut (memberikan perintah provisional measures lebih lanjut) tanpa mengadakan sidang, mengingat situasi yang sangat mendesak (di tanah Palestina),” kata mereka.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, lembaga bantuan menyatakan bantuan penting untuk 2,3 juta penduduk Gaza sangat dibatasi. Terlebih lagi dalam lebih dari 5 bulan, hampir 32.000 orang di Jalur Gaza telah terbunuh menurut pejabat kesehatan di Gaza. Sementara 1.139 orang tewas di Israel selatan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di mana Israel mulai melancarkan serangannya ke Gaza.

Sudah ada 20 orang meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di Gaza seperti yang diinformasikan oleh otoritas Palestina. Mengenai masalah ini, Josep Borrell yang merupakan diplomat terkemuka Uni Eropa mengatakan kelaparan yang akan terjadi di Gaza sepenuhnya disebabkan oleh manusia sebab kelaparan digunakan sebagai senjata perang.

Tags:

Berita Terkait