Janji di Antara Kontroversi Para Capim KPK
Berita

Janji di Antara Kontroversi Para Capim KPK

Pansel mengklarifikasi beragam kontroversi yang ada di masyarakat mulai dari tidak tegas, teror, rekening gendut, hingga kode etik.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

 

Pria yang kini menjabat sebagai Wakabareskrim ini juga memberi klarifikasi terkait kabar yang kembali muncul tentang kontroversi dirinya karena dianggap mengancam Endang Tarsa perwira polisi yang ketika itu merupakan Plt Direktur Penyelidikan KPK. Ia pun membantah dengan tegas adanya ancaman itu yang terjadi tidak lama setelah Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka.

 

Pertemuan dengan Endang ketika itu juga bukan atas inisiasi dirinya, tetapi ia mendapat informasi Endanglah yang justru ingin melakukan pertemuan untuk menyampaikan hal yang menguntungkan Budi Gunawan yang ketika itu mengajukan praperadilan. Pada saat pertemuan, ia pun menanyakan apakah Endang mau menjadi saksi meringankan untuk Budi Gunawan, dan Endang pun menyetujuinya.

 

“Besoknya ternyata tidak, marah saya. Di KPK yang katanya suci. Saya telpon, direkam. Takut sama Tuhan apa Abraham Samad? Takut sama Abraham Samad? Gila. Ini lembaga penegak hukum yang dieluelukan tapi begini, kita harus ubah etika,” terangnya.

 

Antam juga ditanya mengenai hasil penelusuran PPATK tentang adanya rekening gendut miliknya. Awalnya anggota Pansel Harkristuti Harkrisnowo menanyakan apakah dirinya mempunyai rekening gendut, dan kapan terakhir kali melaporkan harta kekayaan. Ia pun membantah hal itu dan mengatakan terakhir kali melaporkan harta kekayaan pada 2018 dan baru dirilis 2019 lalu.

 

“Dari PPATK ada catatan dana keluar masuk?” tanya Harkristuti. Ia tidak menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan seharusnya perbankan menurut undang-undang wajib merahasiakan dana nasabah, jika tidak ada konsekuensi hukuman pidana.

 

“Memang tidak boleh ditanya kalau bukan tersangka, tapi ini terkait rekam jejak Bapak,” jawab Ketua Pansel Yenti Ganarsih. Yenti pun mendatangi meja Antam untuk menunjukkan laporan PPATK itu.

 

“Seingat  saya, yang saya kasih istri itu gaji, honor, perjalanan dinas, ada mungkin makan, lalu silahkan dicek saya tidak pernah transfer dalam bentuk besar. Istri saya dan anak saya juga ada usaha, Aditya itu pengusaha sejak SMA, bahkan SD, mungkin karena dari nenek saya juga dagang. Saya ada beberapa tanah warisan ibu saya, rumah, saya juga ada dari orang tua,” terang Antam.

Tags:

Berita Terkait