Lika-Liku Caleg Menuju ‘Senayan’
Utama

Lika-Liku Caleg Menuju ‘Senayan’

Dengan sistem proporsional terbuka, penentuan caleg terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, sehingga antar caleg pun dalam satu parpol harus bersaing untuk meraup suara terbanyak.

Ady Thea DA
Bacaan 2 Menit

 

Akibat praktik politik uang, ada warga yang meminta uang atau sesuatu kepada caleg. Untuk menghadapi politik transaksional ini, Puteri memberikan edukasi kepada warga mengenai pemilu yang penting menentukan kebijakan pemerintahan 5 tahun ke depan.

 

Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dapil Jakarta I, Rian Ernest Tanudjaja, menjelaskan mekanisme rekrutmen caleg yang digunakan PSI dengan membentuk panitia seleksi (pansel). Setiap bakal caleg diminta membuat essai, kemudian diwawancarai anggota pansel yang profesional dan independen. Beberapa anggota pansel seperti Bibit Samad Rianto dan Mahfud MD. “Di internal parpol kita membuat sistem agar caleg yang masuk DCT itu orang terbaik,” kata dia.

 

Rian mengaku tidak menemukan hambatan dalam tahapan pencalegan yang telah dilaluinya. Misalnya, untuk memenuhi berbagai syarat administratif di pengadilan dan kepolisian. Begitu pula dengan KPU sebagai penyelenggara pemilu, dirasa sudah cukup baik kerjanya. Namun, KPU seharusnya lebih gencar lagi melakukan sosialisasi seperti bagaimana cara mencoblos, pemilih pindah TPS.

 

Rian khawatir akan banjir uang dan sembako karena banyak caleg yang menggunakan jalan pintas dengan politik uang. Ini terkait penawaran dan permintaan karena ada juga masyarakat yang terbiasa mendapat imbalan dari caleg. Jika kondisi ini dibiarkan, Rian yakin masyarakat tidak akan mendapat anggota legislatif yang kompeten. “Ini pekerjaan rumah semua pihak, termasuk masyarakat jangan meminta imbalan seperti uang dan sembako kepada caleg,” katanya.

Tags:

Berita Terkait