Soal Insiden Peradi Cup 2019, DPN: Kami Tidak Memihak
Berita

Soal Insiden Peradi Cup 2019, DPN: Kami Tidak Memihak

Diskresi dilakukan demi merangkul seluruh pihak agar persatuan advokat Peradi tetap terjaga.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

 

"Ini gimana kita putuskan ya diskresi lah, artinya ada solusi untuk memecahkan masalah ini dengan baik. Sudahlah kalau memang akan menjadi clear, kita putuskan harus sama-sama diulang. Tapi ya (keduanya menolak) sudahlah dua-duanya (DPC Jakpus dan Jayapura) didiskualifikasi. Karena memang YLC dan PBH sudah bertanding, ya mereka yang jadi juaranya," terangnya. 

 

Thomas menyatakan panitia bukan tidak mengetahui peraturan pertandingan, tetapi mengingat kembali semangat Peradi cup 2019 adalah merangkul seluruh pihak maka harus ada kebijakan yang diambil. Ia berharap baik DPC Jakpus maupun Jayapura bisa menerima keputusan tersebut. Sebelumnya, penyelenggaraan Peradi Cup 2019 di Bali, menuai kritik yang salah satunya datang dari DPC Jakpus.

 

Baca:

 

Keputusan hanya tanding ulang

Wakil Ketua DPN Peradi yang juga perwakilan Steering Committee Zaenal Marzuki mengamini pernyataan Thomas bahwa awal mula kegiatan Peradi Cup bertujuan dalam rangka membangun persatuan advokat Peradi. Apalagi dari data yang dimiliki sekitar 80 persen dari jumlah advokat Peradi berusia muda. 

 

Diskresi yang diambil pihak terkait menurut Zaenal tak lain hanya untuk merangkul seluruh pihak. Ia mencontohkan ada pada saat Technical Meeting 24 April 2019 lalu adalah waktu terakhir untuk menyetorkan nama-nama pemain, tetapi ada dua tim yang sama sekali belum menyetorkan nama tersebut namun pada hari pertandingan mereka hadir.

 

"Pada pelaksanaannya saat upacara pembukaan pun ada 2 klub yang baru datang. Dia susah payah itu kan, ada diskresi. Apa kita, wah kamu terlambat ini sudah waktunya main kok kamu baru datang, maka itu kita terima," ujarnya. 

 

Menurut Zaenal sebenarnya ada dua permasalahan utama dari insiden ini yang melibatkan DPC Jakpus dengan Jayapura. Di satu sisi pertandingan sudah berakhir dan dimenangkan Jayapura, tapi di sisi lain ada keberatan yang diajukan DPC Jakpus perihal pemain yang dianggap ilegal. 

 

Menanggapi permasalahan itu pihaknya pun melakukan koordinasi dengan panitia terkait termasuk di antaranya ada yang berasal dari KONI untuk mengambil jalan tengah. Dan keputusannya saat itu adalah pertandingan ulang antara Jakpus melawan Jayapura. 

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait