Melihat Persidangan dengan Teori Permainan
Kolom

Melihat Persidangan dengan Teori Permainan

Situasi saat pengadilan tidak lagi menjadi home of justice namun berubah menjadi home of auction.

Bacaan 4 Menit
Catur Alfath Satriya. Foto: Istimewa
Catur Alfath Satriya. Foto: Istimewa

Pengadilan sebagai bagian dari kekuasaan yudisial secara konseptual hadir untuk membatasi kesewenang-wenangan kekuasaan eksekutif yang mengancam hak asasi warga negara. Montesquieu termasuk tokoh yang berpandangan demikian. Perlu ada pemisahan antara kekuasaan eksekutif dengan kekuasaan yudisial untuk melindungi kemerdekaan individu dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan eksekutif. Selain itu, kekuasaan yudisial sangat berperan dalam menjaga ketertiban dan stabilitas masyarakat melalui penegakan hukum dan keadilan (Hukum Tata Negara, APHTN-HAN, 2023).

Baca juga:

Namun, bukan berarti tidak ada permasalahan sama sekali dalam kekuasaan yudisial. Faktanya ada juga praktik mafia peradilan. Ini menjadi bukti bahwa kekuasaan yudisial pun belum sepenuhnya mampu menegakkan hukum dan keadilan di masyarakat. Artikel ini berusaha menjelaskan secara ringkas bagaimana praktik mafia peradilan bekerja dengan pisau analisis Teori Permainan (Game Theory).

Teori Permainan

Secara umum, teori permainan menjelaskan bagaimana interaksi antaraktor yang bersifat rasional dalam mengambil suatu keputusan. Masing-masing aktor akan memilih strategi yang akan berdampak terhadap aktor yang lain. Strategi yang dipilih pastinya adalah strategi yang memaksimalkan keuntungan dari masing-masing aktor. Pada umumnya, teori ini dijelaskan dengan model dilema tahanan (prisoner dilemma).

Asumsikan terdapat dua tahanan yaitu Tahanan A dan Tahanan B. Masing-masing tahanan akan diinterogasi secara terpisah oleh seorang penyidik. Apabila Tahanan A dan Tahanan B tidak mengakui perbuatannya, maka mereka berdua akan bebas dari hukuman. Namun, apabila salah satu tahanan mengakui perbuatannya dan yang satu lagi tidak, maka tahanan yang mengaku tersebut akan dihukum dua tahun dan yang tidak mengakui akan dihukum lima tahun. Sementara itu, apabila mereka sama-sama mengakui perbuatannya, maka mereka berdua akan dihukum tiga tahun.

Apabila dilakukan simulasi, maka pilihan yang terbaik adalah sama-sama tidak mengaku agar masing-masing tahanan bisa bebas. Namun, situasi ini sulit terjadi karena apabila salah satu tahanan mengakui perbuatannya, maka tahanan yang tidak mengakui perbuatannya akan dihukum berat yaitu lima tahun. Oleh sebab itu, pilihan yang paling rasional adalah kedua tahanan sama-sama mengaku agar hanya dihukum tiga tahun.

Model ini menjelaskan bahwa kerja sama antaragen mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pilihan secara rasional. Model dilema tahanan ini digunakan oleh John Nash salah satu penerima hadiah nobel di bidang ekonomi untuk menganalisis cara bekerja pasar oligopoli. 

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait