Umrah Backpaker, Untung atau Buntung?
Edsus Lebaran 2024:

Umrah Backpaker, Untung atau Buntung?

Umrah secara mandiri memberi kebebasan bagi jemaah untuk mengatur waktu dan kegiatan lebih leluasa. Akomodasi, transportasi, dan makan disesuaikan dengan bajet. Asosiasi pelaku usaha biro perjalanan mengingatkan umrah backpacker berisiko.

Ady Thea DA
Bacaan 7 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Menjejakan kaki di tanah suci Mekkah dan Madinah seolah menyelami perjuangan dakwah Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam (SAW) saat menyebarkan agama tauhid ratusan tahun silam. Selain bertandang, juga menunaikan ibadah haji maupun umrah menjadi dambaan setiap muslim dari berbagai belahan dunia.

Tapi ada kendala yang dihadapi umat muslim di Indonesia untuk dapat beribadah umrah ke tanah suci misalnya, bukanlah perkara mudah. Selain bermodal kesehatan fisik, mesti merogoh kocek dari kantong yang cukup besar untuk membayar paket umrah melalui biro perjalanan wisata yang mengantongi izin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).

Biaya yang dipatok setiap biro perjalanan beragam, mengikuti fasilitas dan layanan yang diberikan kepada jemaah. Kisaran harga biaya perjalanan umrah  mencapai puluhan juta rupiah per orang. Sebagian jemaah mencari siasat bertandang ke Mekkah dan Madinah meski bermodal cekak. Caranya, dengan umrah secara mandiri alias backpacker

Pemerintah Arab Saudi membuka pintu lebar bagi umat muslim dari semua negara untuk umroh secara mandiri dengan menggunakan visa turis. Praktik umrah mandiri tak umum dilakukan secara terbuka oleh jamaah asal Indonesia. Sebab regulasinya belum memberi kesempatan.

Baca juga:

Pasal 86 UU No.8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah mengatur perjalanan ibadah umroh dilakukan secara perseorangan atau berkelompok melalui PPIU. Kendati demikian pada praktiknya sudah banyak jemaah Indonesia melakukan perjalanan umrah secara mandiri.

Salah satunya Badrus Soleh. Warga Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu sudah 3 kali melaksanakan ibadah umrah secara backpacker. Pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu pertama kali umrah mandiri tahun 2017. Awalnya Badrus Soleh bingung bagaimana caranya umrah mandiri mengingat di Indonesia minim referensi dan terkesan sulit.

Tags:

Berita Terkait